Selasa, 04 Oktober 2011

DETIKCOM REVIEW - REYNITA CARLINA

“Detikcom ialah sebuah portal web yang berisi berita aktual dan artikel daring di Indonesia. Detikcom merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (breaking news)."


Kisah Detikcom
Detikcom adalah salah satu pelopor media massa yang menggunakan basis internet sebagai alat pemberitaannya. Di awal kemunculannya, media ini dianggap cukup berani melakukan inovasi. Sebab, ketika muncul di tahun 1999, teknologi internet masih menjadi sesuatu yang dianggap langka dan mahal. Sehingga, banyak yang memprediksikan bahwa media ini tidak akan mampu bertahan lama dan mati seperti kelahiran sebelumnya.

Kisah awal media Detik ini menjadikan internet sebagai basis pemberitaan, berawal dari kisah pahit yang dialaminya. Ketika pada masa Orde Baru, media ini muncul dalam format sebagai majalah mingguan yang mengupas masalah politik sebagai pokok bahasan. Namun, kekuatan Orde Baru yang sangat ketat mengawasi pemberitaan media massa, memaksa majalah tersebut menyudahi kiprahnya untuk terbit dalam format majalah.

Hal ini karena Detik dianggap terlalu keras dalam pemberitaannya yang dianggap menyerang penguasa saat itu. Sehingga, dengan keputusan Menteri Penerangan saat itu, majalah Detik bersama Tempo dan Forum harus dicabut surat Ijin Usaha Penerbitan yang merupakan surat ijin usaha media massa.
Ketika Tempo bisa kembali terbit sebagai majalah, manajemen Detik mencoba membuat terobosan baru yang dinilai aman saat itu. Pilihan untuk menjadi sebuah media massa berbasis internet pun dipilih. Dan nama Detik tetap dipertahankan, dan menjadi sebuah brand yang cukup melekat di benak masyarakat.

Akibatnya, nama detikcom pun berulang kali terpilih sebagai top brand untuk kategori media massa online atas survey yang dilakukan berbagai lembaga penelitian. Hal ini karena posisi detikcom, sebagai media online pertama yang muncul di Indonesia.

Selain karena sebagai pelopor media online, detikcom dianggap memiliki kelebihan sebagai media online. Beberapa kelebihan detik..com di antaranya adalah :

1. Informasi yang cepat dalam menyampaikan informasi yang didapat dari masyarakat. Dalam hal ini update informasi dilakukan selama 24 jam.

2. Berita yang dimuat, ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat.

3. Mudah mengaksesnya, dan bisa dinikmati dengan berbagai macam perangkat tekhnologi baik komputer maupun telepon genggam.

4. Memungkinkan interaksi pembaca melalui fasilitas forum pembaca. Sehingga masing-masing pembaca bisa saling berdiskusi atas sebuah topik.

5. Didukung oleh wartawan-wartawan yang memiliki tingkat profesionalisme tinggi sehingga mampu menyuguhkan berita yang bermutu.

Keberadaan media portal dewasa ini sangat diminati dan mengalami perkembagan yang pesat. Berkaitan dengan era globalisasi, masyarakat mengalami pula era informasi yang artinya masyarakat membutuhkan informasi setiap saat. Hal inilah yang menjadikan detikcom sebagai salah satu media portal yang banyak diminati oleh masyarakat. Berita yang disajikan begitu update dan memenuhi semua segementasi kebutuhan informasi masyarakat.
Peluang emas ini tentu mengahasilkan untung yang juga tak sedikit, disebut-sebut pula detikcom menjadi alat bisnis pemiliknya. Media online detik.com  menggunakan TI untuk bertahan pada bisnis operasinya saat ini dan memungkinkannya untuk transformasi di masa depan. Perkembangan TI detik.com sebagai driver terhadap perkembangan bisnisnya dan meningkatkan market share. Atau dengan kata lain, perkembangan TI menjadi prioritas dalam strategi perusahaan dan dalam membuat produk baru atau memperluas pasarnya. Dimana perusahaan juga mengalokasikan investasi di bidang TI untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.
Peranan TI sebagai Strategic juga tampak jelas dalam kebutuhan terhadap kinerja dan perkembangan TI yang digunakan oleh detikcom. Dengan beberapa kemungkinan,
·         Jika sistem TI gagal selama semenit atau lebih maka terjadi kerugian
·         Jika terjadi penurunan response time lebih dari sedetik akan ada konsekuensi serius terhadap pihak internal dan eksternal
·         Sistem baru mendorong transformasi proses dan jasa
·         Sistem baru menurunkan biaya
·         Sistem baru memberikan efek signifikan terhadap biaya, jasa, atau kinerja proses jika dibandingkan dengan pesaing.

Keluhan utama pembaca Detikcom yang sering saya dengar adalah: portal itu terlalu banyak iklan sehingga kurang nyaman dibaca. Kecuali itu desainnya kuno, tidak mengadopsi perkembangan terbaru baik di teknologi Internet (misalnya seperti CSS, RSS dan lain-lain), maupun desain (yang layout-nya bukan hanya 3 kolom). Sementara itu, penempatan iklan yang berjubel dan sesak menjadikan pemasang iklan meragukan komitmen untuk memasang iklan d detikcom. Di mana-mana, posisi iklan yang penuh sesak akan selalu merugikan pemasang iklan karena masing-masing harus saling berebut perhatian pengunjung.
Keluhan ini bukannya tidak dipahami manajemen Detikcom. Mereka, setahu saya, amat concern dengan hal itu. Namun, perubahan bukanlah hal yang mudah. Apalagi terhadap sebuah portal yang amat rakasasa, dengan pengunjung enam juta orang sehari, yang brand awareness-nya sudah menancap terlalu kuat di benak konsumennya.
Kompas Cyber Media dengan mudah melalukan perubahan desain karena mereka paham bahwa consumer behavior di Internet sudah berubah. Mereka harus berubah juga jika ingin mengejar ketertinggalan dari Detikcom. Okezone juga cepat berubah, dari awalnya meniru desain Detikcom, ke desain yang lebih modern. Kedua pemain portal ini berubah karena ada sesuatu yang dikejar: menyaingi Detikcom.
Sementara itu, sebagai yang nomor satu, Detikcom terkesan kekurangan “motivasi” untuk berubah. Itu sebabnya, selama ini banyak yang menduga bahwa Detikcom tidak akan berubah. Apalagi hambatan untuk berubah cukup besar, termasuk dari pemasang iklan. Jika jumlah pemasang iklan dibatasi misalnya, akan banyak pemasang iklan yang sekarang akan protes. Belum lagi soal kontrak iklan, yang sekali kontrak di satu posisi, itu berarti mengikat secara hukum untuk tidak berubah — padahal konsekwensi perubahan desain adalah perubahan tempat iklan juga.
Tapi rupanya Detikcom tidak berdiam diri sebagaimana diduga banyak orang. Terlihat sekarang dua kanal mereka sudah berubah. DetikFinance sudah tampil lebih modern, sudah full css pula, sehingga makin enak dibaca. Posisi iklan pun sudah lebih tertata rapi (bisa jadi karena iklan di kanal ini belum banyak sehingga mudah ditata). Demikian pula Detik-net, sudah berubah beberapa hari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar